Jumat, 29 Januari 2016

Hal Teknis yang Harus Diketahui Oleh Lektor

Lektor bertugas untuk membacakan orang lain. Dalam kategori teknis termasuk kegiatan membaca nyaring. Kenyaringan dimaksudkan agar umat dapat mendengar dengan jelas, mengikuti dengan nyaman, dan menangkap isinya dengan tepat. Untuk mewujudkan semuanya itu, seorang lektor perlu melaksanakan beberapa tahap. Tahapan ini meliputi persiapan lahir, teknis, dan batin. Secara umum, persiapan diarahkan agar ketika membacakan Sabda Tuhan, pendengar terbantu memusatkan perhatian pada isi bacaan. Berikut ulasan tahapan-tahapan yang harus dilakukan lektor versi web Panduan Lektor | SilSurya.xyz.



Persiapan lahiriah
Persiapan lahiriah berkaitan dengan penampilan lahiriah seorang lektor. Persiapan lahiriah mulai dari pakaian, make up, tata rambut, sepatu, dan sebagainya diupayakan membantu lektor untuk membacakan Sabda Tuhan. Untuk lektor Gereja Katolik, perhatikan Pedoman Umum Missale Romawi yang menyebut bahwa akolit, lektor dan pelayan awam  lain boleh mengenakan alba atau busana lain yang disahkan oleh Konferensi Uskup untuk wilayah gereja yang bersangkutan (PUMR 339).
Penampilan yang wajar lebih membantu dibandingkan yang mencolok. Demikian juga make up, tata rambut, sepatu, dan aneka aksesori yang lain (pada beberapa gereja seorang lektor tidak memakai alas kaki seperti sepatu atau sandal saat bertugas). Hak sepatu yang bersuara nyaring akan menarik perhatian umat dan mengganggu perhatian pada isi bacaan. Yakinan kondisi fisik dalam kedaan sehat dan berfungsi normal (tidak sedang flu, batuk, pilek, sariawan, sakit gigi, tenggorokan kering, dan sebagainya).

Persiapan teknis
Lektor harus mengenali konvensi penulisan dan pembacaan kutipan bacaan. Pada perjanjian lama senantiasa menempatkan nama kitab (Kejadian, Keluaran, Amsal), penulis kitab (Yesaya, Yeremia, Yoel, Amos, dan sebagainya, atau tokoh kitab (Raja-raja, Hakim-hakim). Konvensi penulisannya nama kitab/ penulis/ tokoh diikuti bab:ayat seperti pada contoh berikut.



Konvensi   Penulisan
                                                                         Konvensi Pembacaan
Kejadian 1:1-31
Kitab kejadian, bab satu, ayat satu  sampai tiga puluh satu
Yeremia 3:6-13
Kitab Nabi Yeremia, bab  tiga, ayat enam  sampai tiga belas.
I Tawarikh 9:35-44
Kitab pertama  Tawarikh, bab sembilan, ayat tiga puluh lima sampai empat puluh empat.
Daniel 12:1-13
Kitab Daniel, bab 12, ayat satu sampai tiga belas.


Dalam Liturgi Sabda di mayoritas gereja, lazimnya hanya dibacakan bab dan ayat saja. Jadi pengucapannya tidak menyertakan tema bacaan, seperti pada contoh berikut:
Pembacaan dari Kitab Kejadian 1:1-2:1
Lalu bagaimana untuk pembacaan perjanjian baru? Perjanjian Baru dikelompokkan menjadi dua, yaitu Injil dan bukan Injil. Dalam tradisi Kristen, terdapat empat Injil, yakni Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Yang bukan Injil adalah Kisah Para Rasul, Surat Santo Paulus kepada jemaat di Roma, Surat Santo Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus, Surat Santo Paulus yang Kedua kepada Timotius, Surat Yakobus, Surat Petrus yang Pertama, Surat Petrus yang Kedua, Wahyu kepada Yohanes, dan sebagainya. Konvensi penulisannya sebagai berikut:



Konvensi   Penulisan
                                                                         Konvensi Pembacaan
Mark. 6:1-5
Injil Markus, bab enam, ayat satu sampai lima
Ibrani 11:1-40
Surat kepada orang Ibrani, bab sebelas, ayat  satu  sampai empat puluh
Roma 1:1-7
Surat Santo Paulus kepada Jemaat di Roma, bab satu ayat satu samapai tujuh
II Kor 4:1-15
Surat Santo Paulus yang kedua kepada Jemaat di Korintus, bab 4, ayat satu sampai lima belas
II Tim 2:1-13
Surat Santo Paulus yang Kedua kepada Timotius, bab dua, ayat satu sampai tiga belas
II Petrus 1:1-2
Surat Santo Petrus yang kedua, bab satu, ayat satu sampai dua
Wahyu 11:15-19
Wahyu kepada Yohanes, bab sebelas, ayat lima belas sampai Sembilan belas


Dalam Liturgi Sabda di gereja dan juga di kampus, lazimnya bab dan ayat tidak dibacakan. Jadi untuk Injil dibaca Inilah Injil Yesus Kristus meurut Santo Matius. Untuk yang bukan Injil hanya dibaca: pembacaan dari Kisah Para Rasul, dan sebagainya, seperti pada contoh berikut.
Bacaan Injil: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Santo Matius 28:1-10
Bacaan Non-injil: Pembacaan dari surat Santo Paulus kepada jemaat di Roma 6:3-11
Yang tak kalah pentingnya adalah seorang lektor harus mengenali tempat,orang, benda, dan peristiwa. Kitab Suci berisi kisah-kisah yang berasal dari lingkungan geografis, alam, sosial, dan budaya yang tertentu yang berbeda dengan lingkungan, geografis, alam sosial, dan budaya Indonesia. Oleh karena itu, seorang lektor sebaiknya mengetahui dan membedakan nama tempat, orang, benda, peristiwa dan sebagainya. Hal tersebut membantu lektor dalam mengintepretasi secara tepat.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Panduan Lektor | herjuna.com | Powered by Blogger
Design by Viva Themes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com